Menjadi pejabat desa adalah pekerjaan yang penuh dengan tanggung jawab. Setiap hari disibukkan dengan rapat, menyusun laporan, dan mengurus kepentingan masyarakat, terkadang membuat seseorang merasa jenuh. Bagi sebagian orang, rasa lelah bukan hanya secara fisik tetapi juga mental. Inilah yang dialami oleh Pak Ridwan, seorang Sekretaris Desa di daerah Banjarnegara yang telah mengabdi selama lebih dari 10 tahun. Ia merasa bahwa rutinitasnya di kantor mulai menumpulkan semangat dan kreativitasnya. Dengan segala beban pekerjaan, ia sadar bahwa dirinya membutuhkan waktu untuk rehat sejenak dari hiruk-pikuk pekerjaan kantor.
Pak Ridwan adalah sosok yang menyukai alam. Sejak muda, ia gemar mendaki gunung dan menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan. Baginya, pegunungan bukan hanya sekadar tempat untuk berpetualang, melainkan juga tempat di mana ia bisa menemukan ketenangan dan kedamaian. Dengan situasi yang dihadapinya, ia memutuskan bahwa sudah saatnya ia melepas penat dengan cara yang paling ia sukai—mendaki gunung.
Menemukan Kedamaian di Puncak
Perjalanan Pak Ridwan dimulai dengan mendaki salah satu gunung yang ada di wilayahnya. Bersama dengan beberapa sahabat lamanya yang juga memiliki kegemaran yang sama, ia mempersiapkan segala perlengkapan untuk mendaki. Berbekal pengalaman, persiapan yang matang, dan tentunya tekad yang kuat, ia mulai menapaki jalan setapak yang menanjak menuju puncak.
Di setiap langkahnya, Pak Ridwan merasakan beban di pundaknya mulai terangkat. Udara pegunungan yang sejuk serta pemandangan hijau yang terbentang luas menjadi obat bagi kejenuhan yang selama ini ia rasakan. Semakin tinggi ia mendaki, semakin ia merasa terbebas dari beban pekerjaan yang selalu membayangi pikirannya.
Sesampainya di puncak, Pak Ridwan berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan yang menakjubkan. Dari atas sana, ia dapat melihat seluruh desa yang selama ini ia pimpin, terhampar indah di bawah langit biru. Ia merasa begitu kecil di hadapan kebesaran alam, namun sekaligus ia merasakan kebesaran hati dan syukur atas segala yang ia capai selama ini. Di sinilah ia merenung, mengingat betapa pentingnya menghargai waktu untuk diri sendiri, dan bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta sebagai tempat untuk manusia beristirahat dan menyatu dengan alam.
Manfaat Alam untuk Kesehatan Mental
Bagi Pak Ridwan, mendaki gunung bukan hanya soal petualangan, tetapi juga proses penyembuhan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa berada di alam terbuka dapat memberikan efek menenangkan bagi otak. Aktivitas seperti mendaki gunung, berjalan di hutan, atau hanya duduk di tepi sungai terbukti dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental.
Pak Ridwan menyadari bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk melepaskan penat, namun baginya, menyatu dengan alam adalah salah satu cara terbaik untuk mereset pikiran dan tubuh. Ia juga menyarankan para bawahannya untuk sesekali meluangkan waktu di alam, entah itu dengan mendaki gunung, bersepeda di hutan, atau sekadar berkemah bersama keluarga.
Di puncak gunung itu, Pak Ridwan menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang bekerja dan memenuhi tanggung jawab, tetapi juga tentang menemukan keseimbangan. Alam telah mengajarkan kepadanya bahwa ada saatnya manusia bekerja keras, dan ada saatnya untuk beristirahat dan menikmati keindahan ciptaan Tuhan.
Kembali dengan Semangat Baru
Setelah beberapa hari berada di alam, Pak Ridwan kembali ke desa dengan semangat yang baru. Ia merasa segar dan siap untuk menghadapi tugas-tugasnya lagi. Ia percaya bahwa menyempatkan waktu untuk diri sendiri adalah hal yang penting, agar ia dapat terus melayani masyarakat dengan lebih baik. Pak Ridwan juga mengajak para perangkat desa lainnya untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta tidak ragu untuk melepaskan penat di tengah kesibukan.
Pengalaman mendaki gunung ini telah membuka mata Pak Ridwan bahwa di tengah padatnya tanggung jawab, Tuhan telah menyediakan keindahan alam yang dapat menjadi pelarian sementara. Menikmati alam bukan hanya sekadar refreshing, tapi juga sebagai bentuk syukur atas kehidupan dan kesempatan untuk mengisi ulang energi yang terkuras oleh rutinitas.